Daily Archives: April 1, 2012

Perkembangan Kiri Sarekat Islam


Soe Hok Gie mencatat beberapa peristiwa yang menyebabkan gerakan SI Semarang makin radikal. Pertama, adanya permasalahan kebijakan agraria yang menyebabkan kemiskinan di kalangan rakyat.  Kedua, menjangkitnya wabah pes di Semarang akibat lingkungan yang buruk menyebabkan adanya kebijakan “sapu bersih” bagi permukiman warga yang diduga menjadi tempat hidup tikus. Pembersihan itu dilakukan dengan cara pembakaran, sehingga menyebabkan rakyat tidak memiliki tempat tinggal. Ketiga, adanya wacana pembentukan Indie Werebaar (pertahanan Hindia) yang dibahas dalam konstituante menyebabkan munculnya reaksi keras bagi kalangan kiri untuk menentangnya, termasuk Semaoen dan SI Semarang. Keempat, Persdelick Sneevliet yang telah mempertajam pengertian para kader secara teoretis tentang masalah penjajahan.  Kondisi-kondisi tersebut menjadi katalis yang mempengaruhi arah gerak SI Semarang kea rah sosialisti revolusioner. Lanjutkan membaca


Pendidikan Sejarah: Out of Context!


Satu-satunya hal yang kita pelajari dari sejarah adalah bahwa kita tidak benar-benar belajar darinya.” (Winston Churchill)

Dalam praksis pendidikan, kebermaknaan pembelajaran dicapai melalui pengaitan materi dengan konteks yang terjadi di sekitar siswa. Konteks mencakup fenomena di masyarakat, peristiwa aktual, permasalahan sosial, isu hangat yang tengah berkembang, jiwa zaman, dan perkembangan keilmuan mutakhir. Khusus dalam pendidikan sejarah, konteks dapat berupa peristiwa sejarah lokal di daerah sekitar lingkungan siswa.

Pentingnya konteks dalam pembelajaran menjadi perhatian khusus dari critical pedagogy atau pedagogik kritis. Pedagogik kritis memosisikan kontekstualisasi sebagai salah satu kata kunci. Kontekstualisasi diperlukan agar terwujud sebuah keterhubungan, kesepahaman, dan keterpautan secara kritis antara pendidikan dengan isu-isu sosial, serta bagaimana memaknainya. Lanjutkan membaca